Rapijali and My New Obsession With Keigo Higashino's Book

Udah nggak terhitung berapa lama gue nggak baca novel. Sejak kenal dengan istilah social-media fanfiction, sumber bacaan gue jadi lebih banyak dari sana. Akhirnya gue jadi nggak pernah baca novel lagi, dan kalau pun baca cuma yang udah pernah dibaca sebelumnya. Itu pun bagian-bagian tertentu aja, nggak satu buku. Dan demi mengembalikan kecintaan gue pada buku yang tebal, belakangan mulai lah gue melanjutkan yang sebelumnya terputus. Awalnya gue mulai dari baca lanjutannya Rapijali. Tadinya gue malah mau nunggu duitnya ada dulu baru beli lanjutannya. Tapi setelah dipikir-pikir, daripada maksain diri mending pinjam aja di Perpustakaan Cikini. Lumayan 'kan, gratis dan bisa dibaca ditempat juga --nggak bisa dibawa pulang soalnya bukan KTP Jakarta 😂

Rapijali 2: Menjadi

Rapijali 3: Kembali

Well, lumayan juga ternyata. Nggak peduli berapa kali gue baca novel tebalnya Dee Lestari, tetep aja gue masih belum terlatih. Dan jeleknya gue adalah, gue suka terlalu terburu-buru pengen selesai, jadinya gue hanya membaca bagian pentingnya aja beserta dialognya ketimbang membaca keseluruhan narasinya. Padahal kalau narasinya ke skip dikit, bisa nggak tahu tuh bagian ini sumbernya dari mana, bagian itu sumbernya dari mana. Tapi seperti biasa, tulisannya Dee Lestari nggak pernah mengecewakan. Kalau pun kecewa ya karena ekspektasi sendiri sih wkwkwk. Selesai dengan Rapijali, gue pun bingung mau baca apa. Sebetulnya banyak banget yang mau dibaca, tapi belum ada yang bikin gue antusias banget sejauh ini. Setelah mencari rekomendasi ke sana ke mari, perhatian gue jatuh kepada bukunya Keigo Higashino. 

Udah cukup lama sebenarnya pengen baca bukunya, apalagi yang Keajaiban Toko Kelontong Namiya. Sayangnya di Perpustakaan Cikini mesti gantian karena banyak yang mau baca, akhirnya gue beralih ke Perpusnas via aplikasinya. Jawabannya? Sama aja, malah lebih parah rebutannya, udah kayak mau war  tiket konser. Jadi selagi menunggu buku yang itu, gue coba baca bukunya Keigo yang lain yang kebetulan available. Lalu gue mulailah dengan buku yang satu ini

Malice: Catatan Pembunuhan Sang Novelis

Karena udah terbiasa dengan pola cerita detektifnya Sherlock Holmes dan Detektif Conan, gue pikir novel ini pun akan mirip-mirip. TERNYATA AKU SALAH BESAR. Dari awal, kita udah ditunjukin dari point of view si pembunuh --yang awalnya gue kira innocent. Mulus sekali, seolah-olah kita dikasih tahu si pelaku punya alibi yang nggak mungkin akan dicurigai sama detektif dan polisi. Gue sebagai pembaca pun nyaris terbawa dan percaya kalau dia bukan pelakunya. Sampai ketika detektif menetapkan dia sebagai pelakunya, keraguan gue mulai muncul. Ha? Kok bisa? Kan dia punya alibi? Begitulah yang gue pikir waktu baca. Tapi makin ke belakang, kita dibawa sama detektif ini dengan cara yang nggak biasa untuk memecahkan kasus. 

Umumnya kan detektif cuma mewawancarai alibi tersangka dan para saksi yang emang sekiranya penting aja untuk kasus. Tapi tidak dengan detektif muda ini, teman-teman. Beliau bahkan nggak ragu untuk wawancara orang-orang yang nggak ada hubungannya sama sekali dengan kasus, hanya untuk mengorek informasi soal pelakunya dan kira-kira motif apa yang mendasari niat membunuhnya. Jujur, awalnya gue kesal. Karena sekali lagi, gue terlalu terbiasa dengan pemecahan kasus ala Detektif Conan dan Sherlock Holmes yang lebih sederhana dan cepat. Jadi begitu baca yang kayak gini gue merasa capek karena jadinya lama banget. Tapi ini juga unik sih. Gue jadi bisa melihat gambaran karakter pelakunya kayak gimana dari cerita orang-orang sekitar dia yang mungkin luput dari pandangan kita. Dan dari sini gue takjub dengan tulisannya Keigo. Lalu lanjutlah gue dengan buku berikutnya

Keajaiban Toko Kelontong Namiya

Jujur, udah cukup lama aku kepengen baca buku satu ini. Beberapa kali liat orang ngerekomendasiin buku ini, terus orang kantor lama ada yang baca juga, dan Jeon Wonwoo Seventeen juga baca ini. Akhirnya penasaran dong. Tapi baru sempat baca buku ini setelah nyelesaiin Malice. Satu hal yang aku tangkap, konsep novel Keigo Higashino ga jauh-jauh dari lingkaran. Maksudnya? Maksudnya adalah, pada akhirnya satu hal atau satu orang itu saling berkaitan. Dari satu kejadian berhubungan dengan kejadian lain yang akhirnya membentuk suatu lingkaran. Dan itulah yang paling menonjol dari buku ini. Gue nggak akan cerita detailnya karena gue udah lupa, tapi yang jelas gue nangis waktu baca bagian akhir buku ini. Selain itu, Keigo nih hobi banget pake alur maju mundur. Di beberapa bagian gue suka nggak yakin, ini tuh lagi flashback atau alur aslinya. Tapi ya mungkin guenya aja yang suka ga nyimak, jadi ada yang kelewat. NEXT!

Pembunuhan di Nihonbashi

Kita kembali lagi dengan Detektif Kaga --yang sebelumnya muncul di Malice-- dengan pemecahan kasusnya yang nggak biasa. Tidak seperti Malice yang dibuka dengan sudut pandang pelakunya, yang ini pake sudut pandang penulis dari awal sampai akhir. Dengan kembalinya Detektif Kaga, kita dibawa jalan-jalan oleh beliau mencari karakter, kebiasaan, dan motif si pelaku. Masih seperti buku-buku sebelumnya, alur yang dipakai maju-mundur. Jadi yaa pusing-pusing dikit lah walaupun ga sememusingkan Keajaiban Toko Kelontong Namiya. Yang unik dari metodenya Detektif Kaga adalah, beliau nggak cuma mengorek informasi tapi juga sedikit banyak membantu orang-orang yang dia korek informasinya. Sederhananya adalah sambil kerja sambil bantu orang. Walaupun menurut orang-orang Detektif Kaga ini agak ngeselin --karena hobinya nanya pertanyaan yang sama-- tapi beliau tuh sebenernya perhatian loh guys, nggak yang mencari informasi lalu pergi gitu aja. Aku pun yang baca kadang ikutan kesel. Ya paham sih maksudnya, tapi tetep kesel wkwkwk. LANJUT!

Black Showman dan Pembunuhan Di Kota Tak Bernama

Dan mumpung masih hangat-hangatnya --karena gue baru banget selesai baca buku ini-- let me introduce you to this book. Keigo Higashino kembali dengan kasus, tapi kali ini tidak membawa serta Detektif Kaga. Lalu siapa dong? Gini gini, untuk kalian penggemar Detektif Conan. Kalian kebayang nggak kalau Kaito Kid, Shinichi Kudo, dan Heiji Hattori disatuin? Itu yang menarik perhatianku. Salah satu karakter utama yang akan memecahkan kasus kali ini adalah kombinasi dari tiga tokoh utama di Detektif Conan. Yang ini gue kasih bocoran sedikit, nama beliau adalah Kamio Takeshi dan keponakan yang menjadi karakter utamanya bernama Kamio Mayo. Korban di kasus kali ini adalah ayah dari Mayo yang juga kakak dari Takeshi. Waktu gue baca, gue bisa membayangkan trik sulap khas Kaito Kid, dibumbui sedikit sifat soknya Shinichi Kudo --yang walaupun keren kadang bikin kesel, dan sedikit playful ala Heiji Hattori. Menyenangkan sekali waktu baca. 

Buku satu ini mengambil latar saat pandemi, kira-kira tahun 2020-2021, jadi pembaca bisa kembali membayangkan berada di situasi itu. Oh ya, hampir lupa. Sama seperti dua buku detektif sebelumnya, di akhir buku pasti diceritain kronologi kejadian sampai terjadinya pembunuhan. Jadi kalian nggak usah capek-capek membayangkan situasinya hanya berdasarkan pemecahan kasusnya, tapi Keigo berbaik hati ngasih tahu alur terjadinya pembunuhan. 

Believe it or not, tahun ini adalah tahun di mana gue paling banyak baca novel. Gue agak takjub dan nggak menyangka waktu gue bisa menuntaskan tiga bukunya Keigo dalam tiga bulan. Padahal yang gue baca e-book nya, bukan buku fisiknya yang mana gue butuh konsentrasi ekstra buat baca karena gue ga terbiasa. Anehnya buku Black Showman yang ada buku fisiknya malah makan waktu hampir sebulan lebih buat nyelesaiinnya. Yaa mohon maaf ya, hamba anaknya susah fokus dan gampang teralihkan --sungguh bukan kombinasi yang bagus. Tapi setidaknya gue kembali merasakan nikmatnya baca bacaan yang ga cuma satu atau dua lembar halaman, tapi 500 halaman. Capek memang, tapi menyenangkan. Doakan aja tahun ini banyak lagi buku yang gue baca. Sama seperti waktu habis nonton series atau film, gue juga pengen cerita apa yang gue udah baca. 

Terima kasih sudah membaca postingan kali ini. Semoga gue bisa balik lagi dengan postingan yang lebih seru dan membahas lebih banyak hal. See you next time! 😆

Comments

Popular Posts