When I Was There
Jadi... Kapan terakhir aku posting di blog ini? Makin bertambah umur kayaknya emang bakal sering ditinggal berdebu. Belum lagi problematika di real-life yang ga ada habisnya. Ada aja lah pokoknya. Tapi kali ini aku bawa cerita yang bisa dibilang agak... berbeda? Emang sih tiap postingan ceritanya pasti beda-beda, termasuk yang ini juga. Tapi ga tau kenapa yang satu ini agak di luar rencana hidup saya di tahun 2023 ini. Walaupun aslinya ga pernah merencanakan apa-apa. Wkwkwk
Tapi sebelum mulai ceritanya, aku mau bahas sekilas tentang salah satu film kesukaanku yang sedikit banyak punya korelasi dengan ceritaku nanti. Judulnya When Marnie Was There. Pertama kali aku nonton film ini waktu pandemi 2020, saat itu aku pas lagi karantina mandiri. Aku ga akan cerita lengkapnya karena nanti malah jadinya spoiler. Tapi kurang lebih film ini menceritakan tentang Anna yang mengidap depresi, asma, dan narkolepsi yang dikirim orang tua asuhnya untuk tinggal di pedesaan lalu ga sengaja ketemu perempuan misterius bernama Marnie. Lalu kenapa aku bilang punya korelasi dengan film ini?
Di pikiranku saat itu adalah aku harus nyelesaiin Internship ini dengan baik... dan benar. Karena kalo ga benar, aku ga cuma bikin masalah untuk diri sendiri tapi juga buat orang-orang di departemenku nanti. Bahkan aku ga berani ngebayangin mengakrabkan diri dengan orang-orang kantor karena takut akunya yang ga bisa lepas dari mereka kalo terlalu nyaman atau takut dimusuhin kalo kerjaku ga benar. Yaa intinya waktu itu sangat ekstra hati-hati lah pokoknya. Belum lagi waktu pembekalan dikasih tau juga kalo ada kemungkinan kontraknya diperpanjang, tapi tergantung keputusan tiap departemen apakah mereka puas sama kinerja anak magangnya atau engga. Jadi sempet tuh di minggu kedua atau ketiga, aku berusaha ga bikin kesalahan tiap disuruh ngerjain sesuatu. Entah itu bikin Letco (Letter of Confirmation), Letco SAP, Open Performance Bond, Sales Contract, dll. Pernah stres banget waktu pertama kalinya ditinggal cuti sama mentorku. Waktu itu pertama kalinya bikin Laycan dan aku kebalik nulis nama kapalnya. Yang seharusnya nama kapal penggantinya ditulis di belakang, malah kutulis di depan. Agak menakutkan kalo kuingat-ingat lagi.
Tapi yang menyenangkan dari magang ini tuh mentor-mentorku sangat suportif. Aku orangnya cenderung perfeksionis, aku sangat ga suka ada kesalahan atau kekurangan dari hal-hal yang aku kerjakan. Pokoknya semua harus selesai dengan benar hanya dalam sekali percobaan. Padahal kenyataannya ga bisa kayak gitu. Wajar kok bikin salah, selama ga fatal dan bisa diperbaiki. Dan beruntungnya aku dapet mentor-mentor yang suportif, namanya Mba Nindy dan Mba Shinta. Mereka tuh baiiik banget. Jelasin soal jobdesc nya juga detail, sederhana. Aku jadi lebih paham, kalo ada yang aku ga ngerti Mba Nindy juga jelasin ulang dengan sesederhana mungkin. So, overall --setidaknya di satu setengah bulan pertama, dunia permaganganku berjalan cukup lancar. Kendala di awal bisa dilewati dan sudah bisa mulai santai ngerjain tugas.
But turns out, something better happened more than I expected. Inget waktu di awal aku bilang ga mau terlalu akrab sama orang-orang kantor karena takutnya di akhir magang aku ga bisa lepas dari mereka? Well... Yang aku hindari justru terjadi. Yang mana sebenarnya bukan hal yang buruk juga karena mereka ini orang-orang baik. Tapi akan jadi masalah karena akunya kalo udah ketemu yang nyaman jadi susah lepas kayak orang ketergantungan. But still, it's so nice to meet and know them.... Or probably great? Jujur, gue jadi belajar banyak sama mereka. Like, how to survive di lingkungan kerja yang toxic, gimana caranya jadi yang terbaik di bidangnya tanpa harus jatuhin orang lain, atau gimana cara pilih teman di kantor yang bisa memberikan pengaruh baik ke kamu.
Kalo boleh jujur, awalnya aku takut deket sama mereka. Selain karena alasan di awal, aku juga ga mau keliatan sok akrab padahal cuma anak magang. Walaupun pada akhirnya merekalah yang menarikku biar ga sendirian terus (lagian hobi amat sih, Mba, sendirian terus). Beneran deh, pas awal-awal aku super duper hati-hati waktu ngomong sama mereka. Maksudnya ya biar tahu diri dan ga melewati batas gitu lah. Tapi di bulan ketiga aku udah mulai bisa lebih santai karena mereka pun juga ga sekaku dana se strict itu sama anak baru. Aku kayak dibikin senyaman mungkin di sana biar kerjanya juga nyaman, dan juga biar ga merasa disisihkan. Dan bener, lama-lama aku mulai akrab sama mereka, bisa bercandaan dan ngobrolin hal-hal di luar kerjaan. Kadang bergosip juga Wkwkwkwk (jangan ditiru ya, guys).
Dan enam bulan yang aku pikir akan terasa berat atau tidak semenyenangkan itu berubah jadi enam bulan yang bikin 2023 ku lumayan cerah. Gimana engga? Dari 2020 sampai 2023 awal, aku full mengisolasi diri dari dunia luar termasuk teman-temanku yang dulu sering kuajak jalan. Karena ngerasa kalah dan lamban dari mereka, aku ngerasa lebih baik mengurung diri biar ga bikin malu. Padahal mereka belum tentu mikir gitu. Sedih membandingkan diri sendiri dengan teman-teman yang udah punya karir mumpuni, sementara aku dari tahap wawancara aja ga pernah maju-maju. Akhirnya begitulah, merasa kecil hati dan cuma beban buat orang lain sampai akhirnya enam bulan itu sedikit banyak mengubah aku dan pandanganku ke diri sendiri. Yaa... Kurang lebih mirip Anna walaupun yang kami hadapi jelas berbeda.
Walaupun di akhir masa magangku bisa dibilang cukup patah hati sih. Selain aku ga mau pisah sama mereka karena udah terlanjur nyaman, aku juga takut membayangkan melalui proses job hunting itu lagi yang aku yakin ga akan selalu mulus kayak yang sudah-sudah. But still, I feel like all these things would be much better than before. Dari sini, setidaknya dari magang ini, aku udah mulai kebayang apa yang mau dan bisa aku lakukan. Aku udah tahu pekerjaan seperti apa yang aku suka dan mau lakukan. So all these job hunting process doesn't make me walk in the dark because now I know what kind of path that I wanna take. A good character development, right?
Sepertinya sekian untuk postingan kali ini. Kalo enam bulan itu diceritain secara detil kayaknya ga cukup dibikin satu postingan alias GAK MUAT WKWKWK. Terima kasih sudah membaca ceritaku yang mungkin agak membingungkan tapi kuharap yang membaca bisa paham :) Sampai ketemu di postingan selanjutnya ^^
Comments