Who am I?

Bingung dengan judulnya? Tapi emang begitu kenyataannya. Selama 28 tahun hidup, gue ga pernah benar-benar mengenal diri sendiri. Kenapa gue bilang gitu? Karena sedari kecil, gue selalu melihat orang lain. Gue ga pernah fokus ke diri sendiri karena terlalu berpatokan ingin hidup seperti orang lain (yaa minimal kecipratan hal-hal baik seperti yang mereka terima). Jadilah gue selalu berusaha menyukai apa yang orang lain sukai kayak selera musiknya, filmnya, dan lain-lain. Lalu muncul lagi pertanyaan, kenapa sih gue sampe segitunya ingin jadi seperti orang lain? Kan jadi diri sendiri juga ga ada salahnya.

The thing is, it has always been challenging for me. Kalian pasti paham 'kan gimana susahnya untuk diterima di suatu lingkungan? Karena itu seringnya, instead of berusaha menjadi diri sendiri dan menarik orang-orang yang memang cocok dengan kita sehingga terhindar dari orang-orang yang kita nggak mau, sebaliknya malah berusaha menjadi orang lain agar bisa diterima orang lain biar nggak ada yang nggak suka kita. Gue sendiri paham kok, nggak semua orang harus suka sama gue atau selera gue. Tapi karena hal itu udah jadi kebiasaan, dan selalu ada ketakutan ketika ga diterima di lingkungan yang bikin berpikir salah gue di mana, akhirnya rasanya aneh ketika berusaha menjadi diri sendiri

Dan dari kebiasaan menjadi orang lain itulah yang membuat gue nggak mengenal diri sendiri. Bahkan nggak sekali dua kali gue menanyakan ke diri sendiri, gue tuh suka ini karena emang gue suka atau biar kelihatan keren aja di depan orang lain? Padahal gue tahu jelas orang lain ga akan pernah ngerti kesukaan gue dan ya... ga peduli juga. They would probably just be like "Oh, you like that? Good then". Sayangnya reaksi otak gue justru "Kok komentarnya gitu ya? Kesukaan gue aneh kah?". Ngeselin 'kan kalo dipikir-pikir?

Bukannya membiarkan aja komentar orang tersebut dan fokus ke apa yang gue suka, gue malah terus-terusan kepikiran apa yang salah. Padahal ga ada yang salah, kesukaannya mereka beda aja and that's okay! I wish it could be this easy to convince myself about that but turns out.... It's harder than I thoughtI. Tapi ya namanya proses, ga ada yang instan. Gue yang udah kayak gitu dari kecil ga mungkin lah bisa ga peduli komentar orang hanya dalam beberapa hari, ya 'kan? Also, being an adult is never easy. Ketika lo udah terbentuk menjadi sesuatu melewati proses yang sekian lama panjangnya, ga mudah untuk re-shape menjadi sesuatu yang baru. Jadi yaa... Dinikmati aja prosesnya. Susah dan sakitnya dinikmati aja. Toh demi menjadi pribadi yang lebih mengenal diri sendiri. Maybe my next challenge would be How to Stand Up for Yourself

Meskipun gue akui berat menjadi orang dewasa, gue berusaha terus untuk menikmati setiap prosesnya. Pil pahitnya gue coba telen but after that, get back on track. Terlalu terpaku sama hal-hal kayak gitu juga ga baik, ga akan mengubah apapun, dan capek juga, menghabiskan banyak tenaga untuk sesuatu yang sia-sia. So, let's enjoy while I can

Sekian dari postingan yang cukup berantakan hari ini. Sampai ketemu di postingan selanjutnya!

Comments

Popular Posts